Batu-batu andesit besar masih berserakan di Gunung Padang, Cianjur. Batu-batu ini adalah misteri yang belum terpecahkan dari peninggalan di masa silam.
Indonesia memang dikenal kayak akan sejarah masa lampau, di mana banyak peninggalan bersejarah yang dapat ditemukan di berbagai daerah. Salah satunya adalah Situs Gunung Padang, yang merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Hal ini juga menjadi bukti keluhuran bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sunda.
Gunung Padang yang berlokasi di Desa Karya Mukti, Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, ditemukan pada tahun 1914 oleh sejarawan Belanda bernama NJ Krom. Berdasarkan salah satu media online yang saya baca, Gunung Padang dalam Bahasa Sunda berarti Caang atau terang benderang. Ada juga yang mengartikan bahwa padang berasal dari kata Pa (tempat), Da (agung) dan Hyang (dewa, leluhur) sehingga artinya adalah tempat agung para dewata atau leluhur.
Informasi lain yang saya dapatkan, situs Gunung Padang merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Hal ini menjadi bukti keluhuran bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sunda. Bayangkan saja jika memang dibangun tahun 2000 SM, maka bisa jadi semasa dengan Nabi Musa dan Fir'aun, dan ketika Musa berdakwah agar Firaun menyembah Tuhan, sekelompok masyarakat nun jauh di sana dan tak terberitakan dalam kitab-kitab suci sudah membangun sebuah tempat yang disinyalir merupakan tempat peribadatan.
Lokasi yang dibuat sebanyak lima pelataran itu 2000 tahun SM artinya dibangun 2800 tahun sebelum Borobudur didirikan. Gunung Padang ini 3 kali lebih luas dibanding Borobudur.
Gunung Padang lahir dari kearifan dan keunggulan masyarakat Nusantara. Pembangunan Gunung Padang sangat memerhatikan berbagai aspek demi tercapainya harmoni bumi dan langit, artinya pembangunan Situs Gunung Padang memerhatikan aspek geologis. Media lain pernah menyebutkan bahwa pembangunan situs ini terutama teras bagian bawah sangat memerhatikan masalah kelabilan area ini dengan cara menyusun tiang-tiang batu secara mendatar dan saling tumpuk menumpuk untuk penguatan.
Dalam hubungannya dengan penyembahan, situs ini pun dapat dibangun untuk maksud agar manusia dijauhkan dari bencana gempa atau gunung api yang memang sumbernya tidak jauh dari Gunung Padang. Pemberitaan media juga menyebut kalau secara astronomis situs Gunung Padang mempunyai harmoni dalam naungan bintang-bintang di langit.
Analisis astronomi menggunakan program Planetarium menunjukkan bahwa posisi situs ini pada sekitar 200 tahun yang lalu atau pada masa prasejarah berada tepat di bagian tengah lintasan padat bintang di langit berupa jalur Galaksi Bima Sakti dan lokasi situs Gunung Padang pun di sisi atas dan bawah kaki langitnya masing masing dikawal oleh dua rasi yang merupakan penguasa dunia bawah Bumi yaitu rasi Serpens (ular) dan dunia atas (langit) yaitu rasi Aquila (elang).
Secara kosmologis para pembangun situs ini telah memerhatikan tata langit di atasnya. Ternyata perhitungan model ini juga digunakan pada situs-situs megalitik di seluruh dunia.
Situs Gunung Padang Desa Karyamukti, Cempaka, Cianjur, Jawa Barat, diyakini berusia lebih tua dari piramida di Mesir. Para peneliti mendasarkan keyakinannya pada hasil penelitian terhadap sembilan titik lokasi ekskavasiyang memiliki dua lapisan dengan struktur berbeda pada kedalaman yang berbeda.
Ketua Arkelogi Tim Terpadu Riset Mandiri, Ali Akbar, mengatakan kedua lapisan tersebut memiliki usia berbeda. Berdasarkan hasil laboratorium sebelumnya, lapisan pertama berusia 500 SM, sedangkan lapisan kedua berusia 4.500 SM. "Lapisan pertama dan kedua itu memiliki usia yang berbeda. Sedangkan, secara kasat mata terdapat perbedaan cara dalam penyusunan batu," ujar Ali di Cianjur,
Batu pada lapisan pertama dan lapisan kedua memiliki perbedaan ukuran. Batu-batu yang disusun di lapisan kedua ukurannya lebih besar. Tim gabungan akan terus berusaha membuktikan adanya struktur yang berusia lebih tua dari Piramida Mesir. "Hal itu dilakukan untuk mengetahui kedalaman dan luas dari lapisan pertama," kata dia. "Karena itu, ekskavasi akan terus dilanjutkankan untuk mengungkap misteri situs megalit tersebut."
Tim juga akan membawa temuan baru berupa beberapa gram arang untuk memperkuat keyakinan adanya struktur berusia lebih tua. Arang berwarna hitam pekat tersebut ditemukan di lapisan kedua. Arang nantinya akan dibawa ke laboratorium untuk diteliti usianya.
Terkait dengan pengupasan terasering yang diyakini merupakan bagian dari bentuk Gunung Padang mulai semakin jelas. Berdasarkan pengupasan, terasering yang ditemukan tidak lagi lurus. Sehingga, terasering yang ditemukan memiliki pola yang berbeda.
MISTERI GUNUNG PADANG YANG BELUM TERPECAHKAN
4/
5
Oleh
Unknown
Jangan lupa untuk memberikan komentarnya Disini...